Kesadaran Diri pada Anak
1. Pengertian Kesadaran Diri (Self-Awareness)
Self-awarness atau kesadaran diri adalah wawasan kedalam atau wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri atau pemahaman diri sendiri.
2. Bentuk-Bentuk Self-Awareness
Menurut Baron dan Byne tokoh psikologi sosial, mengatakan bahwa self-awarness memiliki beberapa bentuk diantaranya:
A. Self-awarness subjektif adalah kemampuan organisme untuk membedakan dirinya dari lingkungan fisik dan sosialnya.
B. Self-awarness objektif adalah kapasitas organisme untuk menjadi objek perhatiannya sendiri, kesadaran akan keadaan pikirannya dan mengetahui bahwa ia tahu dan mengingat bahwa ia ingat.
C. Self-awareness simbolik adalah kemampuan organisme untuk membentuk sebuah konsep abstrak dari diri melalui bahasa kemampuan ini membuat organisme mampu untuk berkomunikasi, menjalin hubungan, menentukan tujuan mengevaluasi hasil dan membangun sikap yang berhubungan dengan diri dan membelanya terhadap komunikasi yang mengancam.
3. Karakteristik dalam Pembentukan Self-Awareness
Menurut Charles dalam pembentukan self-awarnessdalam diri seseorang dibutuhkan sebuah kerangka kerja yang terdiri dari:
A. Attention (atensiperhatian) adalah pemusatan sumber daya mental ke hal-hal eksternal maupun internal. Kita dapat mengarakan atensi kita ke peristiwa-peristiwa eksternal maupun internal, dan oleh sebab itu kesadaran pun dapat kita arahkan ke peristiwa eksternal dan internal.
B. Wakefulness (kesiagaan/kesadaran) adalah kontinum dari tidur hingga terjaga. Dalam bagian kerangka kerja awareness ini, kesadaran adalah suatu kondisi mental yang dialami seseorang sepanjang kehidupannya.
C. Architecture (arsitektur ) adalah lokasi fisik struktur fisiologis dan proses-proses yang berhubungan dengan struktur tersebut yang menyongkong keteraturan dan ketertiban.
D. Recall of knowledge (mengingat pengetahun) adalah proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dengan dunia sekelilingnya.
E. Self knowledge (pengetahuan diri) adalah pemahaman tentang informasi jati diri pribadi seseorang. Pertama, terdapat pengetahuan fundamental bahwa anda adalah anda.
4.Elemen Kunci Kesadaran Anak Terhadap Diri
A. Kesadaran pada Indera
Bila individu lost in thought umumnya perhatian akan terfokus pada salah satu indera akibatnya tidak semua sensasi dapat diperhatikan. Individu tidak bisa konsentrasi pada banyak hal sekaligus.
B. Kesadaran pada Fenomena Internal (Memori)
Sesuatu yang diindera maka akan dimasukkan dalam kondisi preconscious (preconscious state). Saat mengingat kembali maka yang ada dalam preconscious akan dibawa ke kesadaran (conscious state) tetapi ada memori yang kurang dapat diakses dan disebut gagasan-gagasan tak sadar (unconscious ideas) gagasan tak sadar inilah yang dimaksud oleh Sigmund Freud sebagai hal yang ditekan karena mengancam kepribadian.
Bila kesadaran baik, maka orientasi; waktu, tempat dan orang baik, pemahaman baik, Informasi yang masuk efektif (melalui memori dan pertimbangan. Kesadaran melibatkan:
a. Pemantauan diri dan lingkungan sehingga dapat melakukan kegiatan secara normal;
b. Pengendalian diri dan lingkungan, sehingga kita dapat memulai dan mengakhiri aktivitas perilaku dan kognitif.
5. Metode Pembelajaran dalam Kesadaran Diri Anak
A. Puppet (Permainan hand puppet)
Hand puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan, merupakan salah satu permainan yang digemari anak-anak usia dini. Melalui permainan ini anak akan belajar berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Dengan adanya manfaat yang cukup besar dalam mengekspresikan emosi, sebagian terapis telah menggunakan permainan hand puppet ini untuk terapi. Dengan permainan ini, anak-anak yang mengalami permasalahan emosional pun dapat terbantu.
Dengan model ini anak diajarkan untuk bermain terarah dan menggali pengalamansendiri. Dengan demikian, menurut penulis boneka jari dapat digunakan sebagai media untuk anak dapat menumbuhkan rasa percayaa dirinya melalui bermain terarah dan menggali pengalaman langsung.
Boneka jari adalah boneka yang dapat dimasukkan kejari tangan, bentuknya kecil seukuran jari tangan orang dewasa. Jenis boneka yang digunakan adalah boneka jari yang terbuat dari potongan kain flanel. Boneka jari adalah media yang dapat digunakan oleh guru berupa boneka yang terbuat dari kain flanel yang dapat dimasukkan kejari tangan yang memiliki karakter dan bentuk yang tertentu.
Tujuan permainan boneka jari menurut Zaman, dkk. yaitu untuk mengembangkan bahasa anak, mempertinggi keterampilan dan kreativitas anak, mengajak anak belajar bersosialisasi, dan bergotong royong disamping melatih keterampilan jari jemari tangan.
Boneka jari dapat dibentuk menjadi beberapa karakter sesuai dengan pembelajaran yang akan diberikan oleh guru. Menurut Sujiono, anak pada usia 3-6 tahun senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urut dan mudah dipahami. Dengan demikian, pada saat memberikan pelajaran, anak diminta untuk memainkan boneka jari tersebut melalui cerita sederhana.
Cerita yang dapat dibawakan dapat disesuaikan dengan teman-tema yang dikembangkan berdasarkan tingkat perkembangan anak. Contoh pengembangan tema menurut Sujiono (2011:220) antara lain: sekolahku, identitasku, keluargaku, kesukaanku, alam sekitarku, hari besarku.
Guru dengan segenap kreativitasnya membentuk boneka jari sesuai dengan tema yang dipilih. Contohnya, tema yang dipilih keluarga, maka setidaknya karakter pada boneka jari terdapat anggota keluarga yaitu ayah, ibu, adik dan kakak. Cara penggunaan boneka jari ini dengan cara guru menceritakan sebuah cerita sesuai dengan tema yang dipilih dengan menggerakkan boneka jari sebagai medianya. Setelah itu, anak diminta untuk menceritakan kembali sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru. Selain untuk menumbuhkan percaya diri, dengan bercerita menggunakan boneka jari dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak usia dini.
B. Drama atau Bermain Peran
Pengertian metode bermain peran adalah memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal (imajinasi), dn penghayatan terhadap bahan pengembangan yang dilaksanakan. Dengan demikian yang dimaksud dengan metode bermain peran pada pembelajaran anak usia dini adalah sebuah cara agar anak-anak dapat mengembangkan kretaivitas dan imajinasinya untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada disekitarnya. Tokoh-tokoh yang diperankan anak, baik berupa orang, binatang, maupun benda-benda yang dikenal oleh anak.
Jenis kegiatan bermain peran pada AUD seperti bermain peran dokter, guru, tukang sayur, ibu, anak, penjual, dan pembeli, serta masih banyak yang lainnya yang berkenaan dengan kehidupan di sekitar anak. Melalui kegiatan bermain peran, selain anak belajar berbicara dan mengomunikasikan pemikirannya, anak pun belajar menyimak apa yang disampaikan teman-temannya serta melihat dan memerhatikan sebagai peran yang dimainkan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode bermain peran adalah sebagai berikut. Pertama, menyiapkan naskah, alat, media, dan kostum yang akan digunakan. Kedua, menerangkan teknik bermain peran dengan cara sederhana yang mudah dimengerti dan dipahami anak. Ketiga, memberikan kebebasan pada anak untuk memilih peran yang disukainnya.
Keempat, menentukan sebagian anak yang akan menjadi penonton dan pendengar. Kelima, menyarankan kalimat pertama yang sebaiknya diucapkan oleh anak. Keenam, menghentikan permainan ketika sedang mencapai puncaknya, dan melakukan diskusi dengan para penonton dan pendengar mengenai masalah yang sedang terjadi dan bagaimana pemecahannya. Dan langkah yang terakhir setelah kegiatan selesai, guru melakukan evaluasi terhadap peran yang dimainkan anak.
C. Teknik Kura-Kura
Teknik kura-kura yaitu suatu cara dimana mengajarkan tentang tahap-tahap disuatu cara untuk mempermudah anak memahami setiap karakter. Adapun langkah-langkah dalam teknik kura-kura sebagai berikut yaitu merespon isyarat kata kura-kura dengan menarik lengan, kaki, dari kepala hingga mendekati tubuh merupakan suatu cara agar anak faham betuk dengan teknik yang diajarkan, menggabungkan respon ini dengan reaksi mengajarkan anak untuk dapat mudah peka dalam hal segala respon yang diberikan oleh guru, menggunakan pemecahan masalah anak-anak dengan teknik berpikir konsuekuensi dari berbagai perilaku yang mungkin nanti akan digunakan dimana mengajarkan dalam menyelsaikan masalah yang pada diri anak itu sendiri tanpa dibantu oleh orang tua dan guru sehingga hanya mengarahkannya saja jadi teknik-teknik disini dimana kita mengajarkan untuk mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki oleh anak sehingga saat anak bertambah umurnya perkembagannya sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh setiap anak.
D. Volume Clasification Technique (VCT)
Value Clarification Technique adalah pendekatan pendidikan nilai dimana peserta didik dilatih untuk menentukan, memilih, menganalisa, memutuskan, mengambil sikap sendiri nilai-nilai kehidupan yang ingin diperjuangkannya.
Bernade, menyatakan bahwa VCT adalah istilah sehari-hari dengan mengungkapkan niali-nilai mral pada peserta didik.
Sejalan dengan hal tersebut Adisusilo menyatakan bahwa dalam penerapan VCT maka anak tidak disuruh menghafal, dan tidak disuapi dengan niali-niali yang sudah dipilihkan pihak lain, melainkan dibantu untuk menemukan, menganalisis, mempertanggungjawabkan, mengembangkan, memilih, mengambil sikap, dan mengamalkan nilai-nilai hidupnya sendiri.
Terdapat berbagai macam jenis model VCT yang dapat digunakan:
a. VCT dengan percontohan/model cerita;
b. VCT dengan analisa tulisan;
c. VCT dengan model daftar atau matriks;
d. VCT dengan stimulasi atau bermain/bermain peran/games.
6. Emosi Dasar Manusia
Emosi sering diistilahkan juga sebagai perasaan atas hal ini dikatakan bahwa emosi biasanya disifatkan sebagai sesuatu keadaan (state) dari diri seseorang pada suatu waktu. Misalnya, seseorang merasa senang, sedih, terharu, dan sebagainya bila melihat sesuatu, mendengar sesuatu, dan bahkan mencium sesuatu. Singkat kata, emosi disifatkan sebagai suatu keadaan mental sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang pada umumnya datang dari luar; dan peristiwa-peristiwa tersebut pada umumnya menimbulkan kegoncangan-kegocangan pada diri orang tersebut.
Ekman dkk mengutarakan, meskipun demikian, kebanyakan peneliti menyebutkan bahwa daftar emosi dasar akan terdiri dari, setidaknya, kebahagiaan, marah, takut, sedih, dan jijik. Salah satu kesulitan dalam mendefinisikan serangkaian emosi dasar adalah bahwa terdapat perbedaan subtansi dalam deskripsi emosi dalam berbagai daya.
Misalnya, orang Jerman menyatakan bahwa mereka mengalami schandenfruede, perasaan menyenangkan melihat orang lain mengalami kesulitan, dan orang Jepang mengalami hagaii, perasaan sakit hati yang tidak dapat dihindari dan diwarnai oleh frustasi. Di Tahiti, orang mengalami musu, perasan penolakan untuk memenuhi permintaan yang tidak masuk akal dari orangtua seseorang.
A. Macam-Macam Emosi Dasar
a. Positif
Cinta: kesukaan, dan kegila-gilaan.
Kegembiraan: kebahagiaan, kepuasan, dan kebanggaan.
b. Negatif
Kemarahan: kekesalan, kebencian, kehinaan, dan kecemburuan.
Kesedihan: kesakitan, kenestapaan, perasaan bersalah, dan kesepian.
Ketakutan: kengerian, dan kekhawtiran.
B. Bentuk-Bentuk Reaksi Emosi
a. Reaksi amarah : hormon adrenalin meningkat, menyebabkan gelombang energi yang cukup kuat untuk bertindak dahsyat, maka tangan menjadi mudah menghantam lawan, detak jantung meningkat;
b. Reaksi takut : kaki akan lebih mudah diajak mengambil langkah seribu dan wajah menjadi pucat. Hal ini disebabkan karena di pusat-pusat emosi, otak memicu terproduksinya hormon seperti adrenalin, yang membuat tubuh waspada dan siap bertindak;
c. Reaksi kebahagiaan: perubahan utama akibat timbulnya kebahagiaan adalah meningkatnya kegiatan di pusat otak yang menghambat perasaan negatif dan meningkatkan energi yang ada, dan menenangkan perasaan yang menimbulkan kerisauan;
c. Reaksi perasaan cinta/kasih sayang, dan kepuasan seksual, mencakup rangsangan parasimpatik (secara fisiologis lawan/antagonik dari aktivitas simpatik), secara fisiologis adalah lawan mobilisasi "fight or flight" yang sama-sama dimiliki oleh rasa takut, maupun amarah. Pola parasimpatik, yang disebut " respon relaksasi", adalah serangkaian reaksi di seluruh tubuh yang membangkitkan keadaan menenangkan dan puas, sehingga mempermudah kerja sama;
d. Reaksi terkejut naiknya alis mata ketika terkejut memungkinkan diterimanya bidang penglihatan yang leb lebar dan juga cahaya yang masuk ke retina. Reaksi ini membuka kemungkinan lebih banyak informasi tentang peristiwa tak terduga, sehingga memmudahkan memahami apa yang sebenarnya terjadi dan menyususn rencana tindakan yang terbaik;
e. Reaksi perasaan jijik : Ungkapan ini tampak sama , dan memberi pesan yang sama ; sesuatu yang menyengat rasa atau bau. Ungkapan wajah rasa jijik ; bibir atas mengerut ke samping sewaktu hidung sedikit berkerut; dan
f. Reaksi perasaan sedih Kesedihan menurunkan energi dan semangat hidup untuk melakukan kegiatan sehari-hari, terutama kegiatan penghambat waktu dan kesenangan. Bila kesedihan semakin mendalam dan mendekati depresi, kesedihan akan meperlambat metabolisme tubuh, sehingga mengakibatkan kehilangan energi. Fungsi pokok rasa sedih adalah untuk menolong menyesuaikan diri akibat kehilangan yang menyedihkan, seperti kematian orang-orang dekat atau kekecewaan besar.